Rabu, 26 Juli 2017

IMPLEMENTASI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) SEBAGAI OTOMASI PADA SMART HOME

IMPLEMENTASI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) SEBAGAI OTOMASI PADA SMART HOME
Febri Zahro Aska[1], Deni Satria,M.Kom[2], Ir.Werman Kasoep,M.Kom[3]
Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas, Padang
Jurusan Teknik Komputer, Politeknik Negeri Padang[2] [1]
zahroaska@gmail.com ,[2]Dns1st@gmail.com
Review :
Hendro Trianto
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Depok
hendrotrianto27@gmail.com
Abstrak

Rumah merupakan salah satu sarana yang dituntut untuk dapat diterapkan secara otomatis dalam bidang pelayanan fasilitas terhadap pemilik rumah. Dengan fasilitas yang ada, sistem otomasi rumah nantinya bisa memudahkan pemiliknya untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap orang yang tinggal didalamnya. Semakin tinggi kebutuhan akan kenyamanan rumah saat ini, teknologi semakin berperan dalam mewujudkannya. Salah satu contohnya adalah teknologi RFID yang bisa digunakan untuk otomasi pada smart home. Sistem rumah cerdas (smart home) adalah sistem aplikasi yang merupakan gabungan antara teknologi dan pelayanan yang dikhususkan pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan meningkatkan efisiensi, kenyamanan dan keamanan penghuninya. Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini dirancang dan dibuat prototype sistem otomasi pada rumah dengan aplikasi RFID berbasis mikrokontroler ATMega8535. Hasil pengujian implementasi sistem ini adalah ketika RFID tag didekatkan ke RFID reader maka sistem menu pada rumah akan aktif dan jika RFID tag yangdigunakan tidak sesuai maka buzzer akan berbunyi. Jarak pembacaan masing-masing RFID tag oleh RFID reader setelah dilakukan 5 kali pengujian adalah 2 cm. Benda atau media penghalang antara RFID tag dengan RFID reader menentukan keberhasilan pembacaan data (terdeteksi atau tidak terdeteksi).


Kata kunci : RFID, Smart Home, Prototype, Mikrokontroler ATMega8535, RFID Tag, RFID reader, Buzzer







1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah dirasakan dalam semua bidang kehidupan manusia. Teknologi telah banyak digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, baik itu di kalangan perkantoran, dunia pendidikan, dunia usaha sampai pada kalangan ibu-ibu rumah tangga. Demikian juga dengan perkembangan teknologi di bidang  sistem  otomasi.  Salah  satu  contoh

adalah pengembangan suatu sistem otomasi rumah.
Rancang bangun sistem otomasi rumah sudah bukan hal umum ada di kalangan elite. Dengan berbagai fasilitas yang ada, sistem otomasi rumah nantinya bisa memudahkan pemiliknya untuk memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang tinggal di dalamnya.  Terkadang muncul pemikiran untuk memiliki rumah yang  benar-benar  bisa  mengerti  keinginan

pemiliknya, membayangkan rumah yang cukup cerdas (smart home) untuk bisa mengurangi beban kerja di rumah.
Semakin tinggi kebutuhan akan kenyamanan rumah saat ini, teknologi semakin berperan dalam mewujudkannya. Salah satu contohnya adalah teknologi  Radio Frequency Identification (RFID) yang bisa digunakan untuk otomasi pada smart home. Teknologi RFID  merupakan teknologi yang mampu mengirimkan identitas berupa digit tertentu dengan menggunakan gelombang radio[1].
Sistem rumah cerdas (smart home) adalah sistem aplikasi yang merupakan gabungan antara teknologi dan pelayanan yang dikhususkan pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan meningkatkan efisiensi, kenyamanan dan keamanan penghuninya[20]. Dengan memanfaatkan teknologi RFID sebagai input aktivasi untuk mengaktifkan alat-alat elektronik di rumah dan sebagai otomasi pada pintu, pagar dan jendela.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Otomasi
Otomasi merupakan teknologi yang proses maupun prosedurnya diselesaikan tanpa keterlibatan langsung manusia [7]. Secara umum sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, bahasa programmable logic control, atau mikrokontroler). Semuanya bergabung menjadi   satu   untuk   memberikan    fungsi
terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu[7].
2.2 Smart Home
Sistem rumah cerdas (smart home) adalah sistem aplikasi yang merupakan gabungan antara teknologi dan pelayanan yang dikhususkan pada lingkungan rumah dengan    fungsi    tertentu    yang   bertujuan

meningkatkan efisiensi, kenyamanan dan keamanan penghuninya [20].

2.3 RFID (RadioFrequency Identification)

RFID adalah suatu metode yang mana biasa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan mengunakan suatu piranti yang bernama RFID tag. Suatu RFID tag adalah sebuah benda kecil, misalnya berupa stiker adesif, dan dapat di tempelkan pada suatu barang atau produk. RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu sinyal yang di pancarkan oleh suatu RFID transceiver.
RFID mengunakan reader dan perlengkapan khusus (special RFID devices) yang dimiliki oleh RFID. RFID mengunakan RF (Gelombang radio/gelombang elektromagnetik) sinyal untuk memindahkan informasi dari RFID device ke reader. Banyak kelebihan yang dimiliki sistem RFID dibanding dengan sistem identifikasi lainnya. Tetapi RFID juga mempunyai kelemahan yaitu jika ada frekuensi lain yang di tangkap oleh reader RFID maka reader RFID akan merespon frekuensi yang di tangkapnya.

2.4 Komponen Utama Sistem RFID
Secara garis besar sebuah system RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader dan basis data. Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah system RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut. Gambar 2.5 merupakan komponen dari sistem RFID.

Gambar 2.1 Komponen Utama RFID
Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Data yang ditransmisikan oleh tag dapat menyediakan informasi identifikasi atau lokasi, atau hal-hal khusus tentang produk-produk bertag, seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain-lain. Sistem-sistem RFID dapat dikelompokan menjadi empat kategori sebagai berikut :
1. Sistem EAS (Electronic Article Surveillance)
Umumnya digunakan pada took-toko untuk menyensor ada tidaknya suatu item. Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar ditempatkan di masing-masing pintu keluar took untuk mendeteksi pengambilan item secara tidak sah.

2. Sistem Portable Data Capture
Menurut pengunaan reader RFID yang portable yang memungkinkan sistem ini digunakan dalam setting yang bervariasi.

3. Sistem Networked
Posisi reader yang tetap yang terhubung secara langsung ke suatu sistem manajemen informasi terpusat, sementara tag berada pada orang atau item-item yang dipindahkan.

4. Sistem Positioning
Digunakan untuk identifikasi lokasi item-iten atau kendaraan.

Pemilihan frekuensi radio merupakan kunci karakteristik operasi sistem RFID.Frekuensi sebagai besar di tentukan oleh kecepatan komunikasi dan jarak baca terhadap tag. Secara umum tingginya frekuensi mengindikasikan jauhnya jarak baca. Frekuensi yang lebih tinggi mengindikasikan jarak baca yang lebih jauh. Pemilihan tipe frekuensi juga dapat ditentukan oleh tipe aplikasinya. Aplikasi tertentu lebih cocok untuk salah satu tipe frekuensi dibandingkan dengan tipe lainnya karena gelombang radio memiliki perilaku yang berbeda-beda menurut frekuensinnya.
Berikut ini adalah empat frekuensi utama yang digunakan oleh sistem RFID :

1. Band LF
Beroperasi pada kisaran dari 125 KHz hingga 134 KHz. Band ini paling sesuai untuk pengunaan jarak pendek (short-range) seperti sistem antipencurian, indentifikasi hewan dan sistem kunci mobil.

2. Band HF
Beroperasi pada 13.56 MHz. frekuensi ini memungkinkan akurasi yang lebih baik dalam jarak tiga kaki dank arena itu dapat mereduksi risiko kesalahan pembacaan tag. Sebagai konsekuensinya band ini lebih cocok untuk pembacaan pada tingkat item (item-level reading). Tag pasif dengan frekuensi 13.56MHz dapat dibaca dengan laju 10 sampai 100 tag perdetik pada jarak tiga kaki atau kurang. Tag RFID HF digunakan untuk pelacakan barang-barang di perpustakaan, took buku,control akses gedung, pelacak bagasi pesawat terbang, pelacakan item pakaian.

3. Band UHF
Beroperasi disekitar 900MHz dan dapat dibaca dari jarak yang lebih jauh dari tag HF, berkisar dari 3 hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan dari pada tag-tag yang beroperasi pada frekuensi lainnya. Band 900MHz muncul sebagai band yang lebih disukai untuk aplikasi rantai supply disebabkan laju dan rentang bacanya. Tag UHF pasif dapat dibaca dengan laju sekitar 100 hingga 1000 tag perdetik. Tag ini umumnya digunakan pada pelacakan kontainer, truk, trailer, dan terminal peti kemas.

4. Gelombang Mikro
Tag yang beroperasi pada frekuensi gelombang mikro, biasanya 2.45GHz dan 5,8GHz, mengalami lebih banyak pantulan gelombang radio dari objek-objek di dekatnya yang dapat mengganggu kemampuan reader untuk berkomunikasi dengan tag. Tag RFID gelombang mikro biasanya digunakan untuk manajemen rantai supply.







 Tabel 2.1. Tabel Frekuensi RFID yang umum beroperasi
Gelombang Frekuensi Rentang dan Laju baca
LF 125 KHz 1,5 kaki
Kecepatan baca rendah
HF 13,56 MHz 3 kaki
Kecepatan baca sedang
UHF 860 MHz – 930 MHz 15 kaki
Kecepatan baca tinggi
Gelombang Mikro 2.45 GHz dan 5.8 GHz 3 kaki
Kecepatan baca tinggi

2.5 RFID Tag
Sebuah tag RFID terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena. Chip mikro itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir, seukuran 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau write once read-many. Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam objek yang akan diindentifikasi. Tag dapat di scan dengan reader bergerak maupun stasioner mengunakan gelombang radio.
Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran. Sebagai tag mudah ditandai, misalnya tag anti pencurian yang terbuat dari plastic keras yang dipasang pada barang-barang took. Tag untuk tracking hewan yang di tanam di bawah kulit berukuran tidak lebih besar dari bagian lancip dari ujung pensil. Bahkan ada tag yang lebih kecil lagi yang telah dikembangkan untuk ditanam di dalam serat kertas uang. Gambar 2.6 merupakan isi dari tag RFID yang terdiri dari mikro dan antena.

Gambar 2.6 Komponen tag RFID

Tag RFID terbagi menjadi 3 jenis, yaitu tag pasif, tag aktif, dan tag semi pasif. Pengelompokan ini berdasarkan pada ada tidaknya catu daya pada tag dan kemampuannya untuk menginisiasi komunikasi dengan reader.
1. Tag Pasif
Tag versi paling sederhana adalah tag pasif, yaitu tag yang tidak memiliki catu daya sendiri serta tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Sebagai gantinya, tag merespon emisi frekuensi radio dan menurunkan dayanya dari gelombang energi yang dipancarkan oleh reader.
Sebuah tag pasif minimum mengandung sebuah indentifikasi unik dari sebuah item yang dipasangi tag tersebut. Data tambahan tergantung kepada kapasitas penyimpanannya. Dalam keadaan yang sempurna, sebuah tag dapat dibaca dari jarak sekitar 10 hingga 20 kaki. Tag pasif dapat beroperasi pada frekuensi rendah (low frequency , LF), frekuensi tinggi (high frequency , HF), frekuensi ultra tinggi (ultrahigh frequency, UHF), atau gelombang mikro (microwave).

2. Tag Semipasif
Tag semipasif adalah versi tag yang memiliki catu daya sendiri (baterai) tetapi tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Dalam hal ini baterai digunakan oleh tag sebagai catu daya untuk melakukan fungsi lain seperti pemantauan keadaan lingkungan dan menjadi bagian elektronik internal tag serta untuk memfasilitasi penyimpanan informasi. Tag versi ini tidak secara aktif memancarkan sinyal ke reader. Sebagai tag semipasif tetap dalam keadaan siap (standby) hingga menerima sinyal dari reader. Tag semipasif dapat dihubungkan dengan sensor untuk menyimpan informasi pada peralatan keamanan kontainer.

3. Tag Aktif
Tag aktif adalah tag yang selain memiliki antena dan chip juga memiliki catu daya dan pemancar serta mengirimkan sinyal kontinu. Tag versi ini biasanya memiliki kemampuan baca tulis, dalam hal ini data tag dapat ditulis ulang dan dimodifikasi. Tag aktif dapat menginisiasi komunikasi dan dapat berkomunikasi pada jarak yang lebih jauh, hingga 750 kaki, tergantung kepada daya baterai. Harga tag ini merupakan yang paling mahal dibandingkan dengan versi lainnya.

Tag RFID memiliki tipe memori yang bervariasi yang meliputi read-only, read/write, dan write-once read many. Tag read only memiliki kapasitas memori minimal kurang dari 64 bit dan mengandung data yang terprogam permanen sehingga tidak dapat diubah. Informasi yang terkandung di dalam tag seperti ini terutama adalah informasi identifikasi item. Tag dengan tipe memori seperti ini telah banyak digunakan di perpustakaan dan toko persewaan video. Tag pasif biasanya memiliki tipe memori seperti ini. Pada tag dengan tipe memori read/write, data dapat diubah jika diperlukan. Sebagai konsekuensinya kapasitas memorinya lebih besar dan harganya lebih mahal dibandingkan tag read-only. Tag seperti ini biasanya digunakan ketika data yang tersimpan didalamnya perlu diubah seiring dengan daur hidup produk, misalnya di pabrik. Tag dengan tipe memori write-once read-many memungkinkan informasi disimpan sekali, tetapi tidak membolehkan perubahan berikutnya terhadap data. Tag tipe ini memiliki fitur keamanan read-only dengan menambahkan fungsionalitas tambah dari tag read/write. Table 2.2 merupakan table karakteristik umum tag RFID.

Tabel 2.2 Karakteristik umum tag RFID
Tag Pasif Tag Semipasif Tag Aktif
Catu Daya Eksternal (dari reader) Baterai internal Baterai internal
Tipe Memori Read-only Read-write Read write
Rentang Baca Dapat mencapai 20 kaki Dapat mencapai 100 kaki Dapat mencapai 750 kaki
Usia Tag Dapat mencapai 20 tahun 2 sampai 7 tahun 5 sampai 10 tahun

2.6 RFID Reader
1. RFID reader adalah merupakan penghubung antara software aplikasi dengan antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke RFID tag. Gelombang radio yang ditransmisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada berdekatan dengan antena.   ID-
12 merupakan reader yang khusus mendeteksi RFID tag frekuensi 125kHz. RFID tag yang kompatibel dengan ID-12 di antaranya GK4001 dan EM4001 dengan membaca sekitar ± 12cm. Bentuk fisik ID- 12 yang sering dijumpai diperlihatkan pada Gambar 2.4.










Gambar 2.5 RFID ID-12[10]

Spesifikasi   lengkap   Modul   RFID
reader ID-12 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.3 Spesifikasi Modul RFID
reader ID-12[10]


2. RFID reader RC522 merupakan reader RFID yang mampu melakukan proses read write dan bekerja pada frekuensi 13,56 MHz. Tag RFID yang kompatibel dengan modul RFID ini adalah tag jenis pasif. RFID reader RC522 memiliki rentang baca kurang lebih 3 kaki. Gambar 2.8 merupakan gambar dari RFID reader RC522.


Gambar 2.8 Tampilan RFID reader RC522

Mifare RC522 RFID Reader Module adalah sebuah modul berbasis IC Philips MFRC522 yang dapat membaca RFID dengan pengunaan yang mudah dan harga yang murah, karena modul ini sudah berisi komponen-komponen yang diperlukan oleh MFRC522 untuk dapat bekerja.
Modul ini dapat digunakan langsung oleh MCU dengan menggunakan interface SPI, dengan suplay tegangan sebesar 3,3. MFRC522 support dengan semua varian MIFARE Mini, MIFARE 1K, MIFARE 4K, MIFARE Ultralight, MIFARE DESFire EV1 dan MIFARE Plus RF identification controls. Berikut spesifikasi dari modul ini diantaranya :

Working current : 13 – 26mA/DC 3.3V
Standby current : 10 – 13mA/DC 3.3V
Sleeping current : <80uA
Peak current : <30mA
Frekuensi kerja : 13.56MHz
Jarak pembacaan : 0~60mm (mifare1 card)
Protocol : SPI
Kecepatan komunikasi data hingga 10Mbit/s
Support : mifare1 S50, mifare1 S70, mifare Ultralight, mifare Pro, mifare Desfire
Max SPI speed : 10Mbit/s
Dalam hal kecepatan baca, RFID reader mampu membaca data dari kartu sebesar 16 byte dalam waktu rata-rata selama 9,5 ms, untuk kecepatan tulis didapatkan waktu rata-rata selama 10ms. Sementara dalam hal kecepatan transfer data dari arduino ke database, waktu rata-rata pengiriman adalah sebesar 7ms. Hal ini menunjukkan, bahwa sistem yang dibuat mampu mengirimkan data secara cepat dan tepat. Tabel 2.3 merupakan tabel konfigurasi pin pada RFID reader RC522. Gambar 2.9 merupakan data sheet dari MFRC522.
 Tabel 2.3 Konfigurasi Pin RFID reader RC522
Pins SPI UNO Mega 2560 Leonardo/Due
1 SDA (SS) 10 53 10
2 SCK 13 52 SCK1
3 MOSI 11 51 MOSI1
4 MISO 12 50 MISO1
5 IRQ * * *
6 GND GND GND GND
7 RST 5 - Reset
8 +3.3 V 3V3 3V3 3.3 V

Gambar 2.9 Data Sheet MFRC522

2.7 Mikrokontroler ATMega8535
Sistem minimum mikrokontroler adalah rangkaian elektronika minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sistem minimum ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Mikrokontroler AVR seri 8535 merupakan seri yang sangat banyak digunakan.


3 Metode Penelitian dan Perancangan
3.5 Metode Penelitian
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pemahaman literatur yang berhubungan dengan permasalahan tentang implementasi RFID sebagai otomasi pada rumah perancangan menggunakan sinyal frekuensi RFID reader dengan RFID tag. Kajian literatur dapat berupa e-book, jurnal dan buku referensi.
Jenis Catudaya 5VDC pada 30mA nominal
Arus Output I/O -
Jangkauan Catudaya +4.6V‐5.4V
2. Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)
Pada tahap penelitian ini direncanakan, didesain, dan direalisasikan sistem. Tahap awal proses pendekatan RFID tag pada  RFID reader untuk penerimaaan sinyal frekuensi RFID tag ke RFID reader.
3. Penyusunan Laporan Akhir
Pada tahap ini dilakukan penulisan laporan tugas akhir yang terdiri dari dokumentasi konsep atau teori penunjang, perancangan alat, perangkat lunak, implementasi perangkat lunak dan perangkat keras, dokumentasi dari uji coba dan  analisis, serta kesimpulan dan saran.
3.6 Desain Penelitian

3.7 Flowchart Program
























Gambar 3.1 Desain Penelitian


Gambar 3.2 Flowchart RFID (Mikrokontroler 1)

Tabel 4.1 Tingkat Keberhasilan dan Tingkat Kegagalan Terdeteksi Pembacaan RFID Tag Oleh RFID Reader Tanpa Penghalang


Tingkat keberhasilan terdeteksi  RFID tag oleh RFID reader tanpa penghalang setelah dilakukan 5 kali pengujian :



Gambar 3.3 Flowchart Keypad
(Mikrokontroler 2)

4 Hasil dan Pembahasan
Untuk mengetahui bekerja atau tidaknya sistem yang telah dirancang, maka harus dibuat suatu pengujian berupa kinerja maupun pengukuran terhadap perangkat dan terhadap respon yang dihasilkan. Suatu sistem dinyatakan bekerja dengan baik apabila sistem itu bekerja sesuai dengan tujuan awal saat pertama kali dilakukan perancangan.
Setelah pembuatan  sistem dilanjutkan dengan pengujian kerja sistem meliputi pengujian alat, hasil pengujian dan hasil pengukuran dan analisa.


Tabel 4.2 Tingkat Keberhasilan Dan Tingkat Kegagalan Terdeteksi Pembacaan Rfid Tag Oleh Rfid Reader dengan Penghalang Papan Triplek (tebal 6 mm)



Tingkat keberhasilan terdeteksi pembcaan RFID tag oleh RFID reader dengan peghalang akrilik setelah dilakukan 5 kali pengujian adalah :

 


Tabel 4.3 Tingkat Keberhasilan Dan Tingkat Kegagalan Terdeteksi Pembacaan RFID Tag Oleh RFID Reader dengan Penghalang Akrilik Tembus Pandang (tebal 3 mm)









Tingkat keberhasilan terdeteksi pembacaan RFID tag oleh RFID reader dengan penghalang akrilik tembus pandang (tebal 3 mm) adalah :

Tabel 4.4 Tingkat Keberhasilan Dan Tingkat Kegagalan Terdeteksi Pembacaan RFID Tag Oleh RFID Reader dengan Penghalang Kertas



Tingkat keberhasilan terdeteksi pembacaan RFID tag oleh RFID reader dengan penghalang kertas setelah dilakukan 5 kali pengujian :

Tabel 4.5 Perbandingan Data Sheet dan Implementasi RFID tag

5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penjelasan yang tertera dari bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan :

1. Sistem yang dirancang memiliki tingkat keberhasilan pembacaan data tanpa penghalang 63,3 %, penghalang papan triplek (tebal 6 mm) 60 %, penghalang akrilik tembus pandang (tebal 3mm)   66
%, dan penghalang kertas 71,6 % dari sejumlah pengujian yang dilakukan.
2. Jarak baca maksimum RFID tag terdeteksi oleh RFID reader tanpa penghalang saat implementasi adalah 6 cm ketika antara RFID tag dan RFID reader tanpa penghalang.
3. Benda atau media penghalang antara RFID tag dengan RFID reader menentukan keberhasilan pembacaan data (terdeteksi atau tidak terdeteksi).

5.2 Saran
Untuk penyempurnaan alat ini, maka dikemukakan beberapa saran berikut:
1. Karena sistem ini masih berupa prototype, diharapkan dapat diimplementasikan dalam bentuk real dan bisa dimanfaatkan masyarakat yang ingin merasakan kemudahan akses rumah.
2. Kelemahan sistem ini adalah setelah sistem diaktifkan menggunakan RFID tag menu aktivasi akan aktif, tetapi setelah sistem selesai menu  aktivasi akan selalu aktif dan hanya dapat dinonaktifkan      apabila      catu     daya

nonaktif. Diharapkan pada penelitian selanjutnya menu aktivasi dapat dinonaktifkan tanpa mengnonaktifkan catu daya.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan sistem ini bisa lebih terintegrasi dengan sistem keamanan monitoring sehingga mampu mengirim video kepada pemilik rumah jika terjadi tindakan pencurian.


DAFTAR PUSTAKA

[1]  Andi  Nalwan,   Paulus.   2003. Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroller AT89C51. Jakarta
: PT Elex Media Komputindo.

[2] Anonim. http://edtronics.wordpress.com/2008/ 12/05/mikrokontroler-avr- atmega128-64/ Diakses tanggal 20 Maret 2013
[3] Anonim. http://www.futurlec.com/Keypads.sh tml Diakses tanggal 13 Maret 2013
[4]       Anonim. http://tutorial- elektronika.blogspot.com/2009/04/ra ngkaian-simple- electronic- buzzer.html Diakses tanggal 28 Februari 2013
[5] Bejo, Agus. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535. Bandung: Penerbit Informatika.

[6] En Che Soh bin Said. http://mcchia.blogspot.com/2011/12/ komponen-elektronik-7-buzzer.html Diakses tanggal 20 Maret 2013
[7]  Groover  Mikell.  P.  2001.  Automation, Production System and        Computer       Integrated

Manufacturing. Second Edition, Prentice Hall, New Jersey.
[8] Heranudin. 2008. Rancang Bangun Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) Berbasis Mikrokontroler AT89C51. Depok : Universitas Indonesia.
[9] Jefri Wahyudi Putra. 2011. Implementasi Sistem Pengontrolan Robot Pengukur Jarak Pesatuan Centimeter (Cm) Yang Ditampilkan Pada Lcd Dan Dikontrol Dengan Menggunakan Remote      Control Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 Didukung   Bahasa  Pemrograman
C. Padang : Universitas Putra Indonesia “YPTK”
[10] Lestari, Hesty. 2010. Perancangan Sistem Absensi dengan RFID Menggunakan Custom RFID Reader. Bandung: Perpustakaan UNIKOM
[11] LPPM  Universitas  AKI  Semarang. http://lppm- unaki.blogspot.com/2005/01/pemanf aatan-teknologi-rfid-radio.html Diakses tanggal 25 Maret 2013
[12] Nofrizal. 2011. Penggunaan Hp Seluler Pada Sistem Pengamanan Kotak Penyimpanan (Brankas) Menggunakan Mikrokontroler At89s51. Padang : Universitas Putra Indonesia “YPTK”
[13] Nurjanah, Dwi. 2012. Perancangan Stand Alone RFID Reader Untuk Aplikasi Keamanan Pintu, Naskah Publikasi. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.

[14] Oferia Fircha.
http://oferiachacha.blogspot.com/201 2_02_01_archive.html Diakses tanggal 25 Maret 2013

[15] Petruzella, Frank D, Elektronika Industri Edisi II, Terjamahan dari Industrial Electronics  oleh Sumanto, Drs. M.A., ANDI Yogyakarta, Yogyakarta 2001.

[16] Purna Irawan. 2011. Perancangan Sistem Pengontrolan Lampu, Pintu, Dan Penjadwalan Perkuliahan Pada Lab. Sistem Komputer UPI “YPTK” Padang Berbasis Mikrokontroler Dan Real time Clock. Padang : Universitas Putra Indonesia ”YPTK”
[17] Syahrul.  2012.  Mikrokontroller  AVR ATMega8535. Bandung : Penerbit Informatika.
[18] Technologie RFID I EPC. http://rfid- lab.pl/zastosowanie-aktywnych- tagow-rhid-glowne-aplikacje/ Diakses tanggal 25 Maret 2013

[19] United States Government Accountability Office. 2005. Informaton Security :Radio Frequency Identification Technology in the Federal Government, http://www.gao.gov/new.items/d055 51.pdf. Diakses tanggal 1 Oktober 2006, 09.00 WIB
[20] Yurmama, T.F, N. Azman, 2009. Perancangan Software Aplikasi Pervasive Smart Home, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta : Universitas Nasional.

1 komentar: