Kamis, 07 November 2013

KONFLIK ANTAR SUKU

KONFLIK ANTAR SUKU

Dalam kehidupan masyarakat terdapat beragam adat istiadat, dan kepentingan sehingga sering terjadi pertikaian.Pertikaian yang berupa konflik disebabkan adanya perbedaan. Hal tersebut akan berdampak dalam kehidupan masyarakat baik aspek sosial, budaya, hukum, ekonomi, maupun kependudukkan. Kehidupan manusia di bumi baik secara individu maupun kelompok berbeda-beda. Apabila perbedaan – perbedaan yang ada dipertajam akan timbul pertentangan atau konflik. Konflik pada dasarnya merupakan fenomena dan pengalaman alamiah.Dalam bentuk ekstrem, berlangsungnya konflik tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi.Akan tetapi, juga bertujuan pada taraf pembinasaan eksistensi lawan. Konflik merupakan bagian yang akan selalu ada dalam masyarakat. Konflik hanya akan hilang bersamaan dengan berakhirnya eksistensi suatu masyarakat. Jadi, dapat dikatakan sebenarnya konflik bukanlah masalah yang terlalu dikhawatirkan selama kita pahami tentang penyebab dan cara mengendalikannya. Diantara semua jenis konflik, yang paling berbahaya adalah konflik antar etnis.


Indonesia merupakan salah satu negara multikultural; artinya budaya dan tradisi yang ada di Indonesia sendiri beragam di tiap daerahnya.Sehingga tidak dipungkiri jika bangsa Indonesia memiliki peluang yang cukup besar dalam terjadinya konflik.Konflik di antara masyarakat Indonesia didasari oleh berbagai faktor. Faktor tersebut diantaranya:
a.       Perbedaan budaya, agama, ras, dan etnis
b.      Perbedaan kelas dan golongan sosial

Konflik memiliki arti sebagai suatu proses sosial antara dua atau sekelompok orang dimana salah satu pihak berusaha untuk menyingkirkan dan mengalahkan pihak lawan dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi salah satunya oleh perbedaan antar suku, etnis, ras dan agama.Dalam kehidupan masyarakat terdapat beragam adat-istiadat dan kepentingan sehingga sering terjadi pertikaian.Pertikaian biasanya disebabkan oleh perbedaan.

Diantara semua jenis konflik, yang paling berbahaya adalah konflik antarsuku.Konflik antarsuku adalah perselisihan atau bahkan pertikaian yang terjadi antara dua atau lebih kelompok yang memiliki perbedaan suku di tiap kelompok tersebut yang menempati suatu wilayah yang sama. Indonesia tercatat puluhan bahkan ratusan perselisihan antar kelompok etnik atau suku sejak berdirinya NKRI.Konflik antar suku yang terbesar diantaranya melibatkan etnik Madura dengan etnik Dayak di Kalimantan yang terkenal dengan tragedi Sambas dan tragedi Sampit. Sebagaimana konflik lain mencari akar penyebab konflik antarsuku merupakan kunci dalam upaya meredam dan mencegah terulangnya.

Ilmu Antropologi memberikan pandangannya terhadap peristiwa masalah sosial seperti konflik antarsuku. Antropologi justru menunjukkan betapa rumit dan sukarnya membina kehidupan yang bercorak nasional dari komunitas yuang tradisional; betapa kebudayaan daerah, sistem warisan harta kekayaan, serta pola-pola kehidupan tradisional lainnya mempunyai daya tahan yang kuat terhadap usaha-usaha pembinaan kehidupan corak nasional tersebut, betapa dalam beberapa situasi faktor-faktor sosial budaya tersebut justru menjadi lebih kuat dan lebih sadar melakukan perlawanan terhadap usaha-usaha nation building, apalagi jika ciri-ciri serta sifat-sifatnya tidak lebih dahulu diperhitungkan dengan seksama.

 Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang masing-masing mempunyai daerah asal dan kebudayaannya sendiri, yang telah berakar sejak berpuluh-puluh tahun yang silam.Secara keseluruhan, kekerasan etnis cenderung sangat terkonsentrasi secara lokal atau regional, tidak menyebar secara merata di seluruh negeri. Menurut salah satu pendapat tokoh ahli, Sukamdi (2002) menyebutkan bahwa konflik antar suku di Indonesia terdiri dari tiga sebab utama:
1.      Konflik muncul karena adanya benturan budaya.
2.      Karena masalah ekonomi-politik.
3.      Karena kesenjangan ekonomi sehingga timbul kesenjangan sosial.

Perbedaan identitas sosial, dalam hal ini etnik dan budaya hasnya, seringkali menimbulkan etnosentrisme yang kaku, dimana seseorang sulit untuk keluar dari perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Sikap ini yang menciptakan konflik antar-suku dapat terjadi karena pengidentifikasian seseorang terhadap kelompoknya yang menyebabkan kelompok satu lebih berprasangka pada kelompok yang lainnya.

Konflik dapat berdampak positif namun lebih banyak berdampak negative.Dampak positif dari terjadinya konflik antarsuku menurut salah seorang pakar ahli yang bernama Ralf Dahrendorf yaitu perubahan seluruh personil di dalam posisi dominasi.Dampak positif selanjutnya perubahan keseluruhan personel di dalam posisi dominasi.Dan terakhir bergabungnya kepentingan-kepentingan kelas sub-ordinat dalam kebijaksanaan pihak yang berkuasa.Dampak negatif dari konflik antarsuku yaitu timbulnya keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok, dan kerusakan harta benda dan hilangnya banyak nyawa manusia.Berubahnya kepribadian oara individu, dan yang terakhir munculnya dominasi kelompok yang menang atas kelompok yang lainnya.

Konflik antar suku akhir-akhir ini menjadi salah satu bahan pekerjaan pemerintah yang paling penting.Karena pemerintah perlu untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi, khususnya peperangan antar suku di Indonesia.Konflik yang terjadi di Indonesia berawal dari keragaman suku-suku di Indonesia yang menjadi pembeda atau masalah budaya.Konflik tersebut berhubungan dengan rasisme atau budaya.Sehingga rasa simpati antar sesama rakyat Indonesia menjadi berkurang dan memicu perselisihan. Coba dibayangkan, seandainya masyarakat Indonesia bias lebih melihat akibat dan pengaruh yang di timbulkan dari kerusuhan yang terjadi selama di Indonesia. Maka, tidak akan ada korban yang berjatuhan dan tidak ada anak yang terlantar di tinggal oleh orangtua mereka yang terlibat konflik tersebut. Pemerintah sebaiknya menyelesaikan dan mencegah terjadinya konflik antar suku di Indonesia.Hal tersebut diatur dalam undang-undang, salah satunya pasal 27 ayat 1 yang berisi; “Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa pengecualian.”

Masalah konflik dan peperangan yang ditimbulkan dari kebudayaan yang beraneka ragam dan masalah-masalah lain ini menyadarkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat dan tingkat sosial pada masyarakat sekarang ini semakin buruk dan hal tersebut berdampak negatif bagi para penerus bangsa Indonesia di kemudian harinya.
Beberapa contoh konflik antar suku yang terjadi di Indonesia yaitu:
1.      Kasus Ambon tahun 1999-2002.
2.      Kasus Poso tahun 1998-2001.
3.      Kasus Sampang, Madura dan Lampung Selatan tahun 2012.
4.      Kasus konflik etnis Samawa dengan etnis Bali di Sumbawa pada tahun 1980. 
  

Semua kasus tersebut di latar belakangi oleh SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).Akhir-akhir ini banyak media yang tengah menyoroti dan memberitakan konflik-konflik yang mudah terjadi. Misalnya di daerah Jakarta; tawuran antar warga di daerah Cipinang, juga tawuran antar warga di daerah Bendungan Hilir. Walaupun tawuran tersebut tidak terlalu memberikan dampak yang besar seperti konflik antar suku, namun kejadian tersebut memberikan keprihatinan akan rasa aman dan damai di wilayah Indonesia pada saat ini. Hal tersebut menyebabkan salah satu bukti kegagalan dalam penerapan semboyan Pancasila pada saat ini.

https://4.bp.blogspot.com/-ooAIDRzaYtQ/Un44ezMLCKI/AAAAAAAABYA/f99EPJPANTc/s1600/Sanggauledo1.jpg

1 komentar:

  1. sgt menarik tngkatkan lagi http://yaniaprianingsih.blogspot.com/2020/01/

    BalasHapus